Jangan Tunda Amalmu.
Hingga kematian menjemput hayatmu...
Hingga kesakitan memeluk sehatmu...
Hingga renta menghampirimu...
dan kesempitan menghimpitmu.
Kehidupan..sebagaimana hakikatnya merupakan sebuah tempat persinggahan, namun ia juga sebuah ladang amal, untuk itu Alloh SWT berikan kesempatan yang luas bagi siapapun menanam amal soleh sebagai bekal baginya menghadapi kehidupan hakikinya kelak.
"Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik". (QS. Ar Rad : 29)
Namun...disamping itu kehidupan juga memiliki sisi lain sebagai sebuah medan ujian, terkadang ia hadirkan wajahnya dalam bentuk kesenangan, perhiasan indah dan permainan senda gurau yang melalaikan.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu". (QS. Al Hadid : 20)
Karena itu Alloh SWT ingatkan kita agar tak tertipu olehnya
"Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya".
(QS. Al Kahfi : 103 - 104)
Sambut kesempatan beramalmu dengan penuh semangat.
Mari sejenak bercermin dari sepenggal episode kehidupan seorang sahabat, yang diabadikan secara mulia melalui lisan sang Nabi SAW
"Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri dia berkata; telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada satu rombongan dari umatku yang akan masuk surga, jumlah mereka tujuh puluh ribu, wajah mereka bersinar seperti rembulan di malam purnama, " lalu Ukasyah bin Mihshan Al Asadi mengangkat namirah (semacam kain wool) yang ia kenakan seraya berkata; "Wahai Rasulullah, do'akanlah aku agar termasuk dari mereka, " maka beliau bersabda: "Ya Allah, jadikanlah ia termasuk dari mereka, " kemudian seorang laki-laki dari Anshar bangun dan berkata; "Wahai Rasulullah, do'akanlah aku agar termasuk dari mereka, " maka beliau bersabda: "Engkau telah didahului Ukasyah." (HR. Bukhari)
Segera setelah Rasulullah menyampaikan basyirah tentang segolongan dari penghuni Jannah yang memiliki keutamaan, ia memohon doa dari sang Nabi utk mendapatkan keutamaan tersebut.
Berikan Amal Terbaikmu.
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".(QS. Al Mulk : 2)
Umar RA dan Abu Bakar RA, dua sosok sahabat yang menjadi teladan dalam "ahsanul amal", mereka berlomba - lomba memberikan yang terbaik dari apa yang mereka miliki, Umar menginfaqkan separuh hartanya, Abu Bakar bahkan menginfaqkan seluruh hartanya.
Landasi Amalmu dengan Ikhlas dan Ittiba'.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (Al-Kahfi: 110)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan makna ayat yang mulia ini,
“Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, yaitu pahala dan balasannya yang baik. Maka hendaklah dia beramal shalih, yaitu amalan yang sesuai syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya, yaitu hendaklah (ikhlas) hanya mengharap wajah Allah saja tiada sekutu bagi-Nya. Dua perkara ini (amal sesuai syari’at dan ikhlas) merupakan dua rukun amal yang diterima, yaitu harus ikhlas karena Allah Ta’ala dan sesuai syari’at Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/205)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Keduanya merupakan dua pokok terkumpulnya agama, yaitu kita tidak boleh beribadah kecuali kepada Allah Ta’ala dan kita beribadah kepada-Nya dengan apa yang disyari’atkan oleh-Nya, tidak dengan bid’ah-bid’ah.” (Iqtidho’ Shirotil Mustaqim, hal. 451)
Segerakan Amalmu.
dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang."(HR.Bukhari)
Hadits diatas menjelaskan tentang arti penting "waktu" sebagai salah satu sumberdaya seorang manusia, dengan memanfaatkan sumberdaya ini untuk beramal soleh, ia akan mendapat momen kebaikan, sebaliknya...menyiakan sumberdaya ini akan membuatnya kehilangan momen kebaikan.
Dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda "sebaik baik manusia adalah yang diberi umur panjang dan baik amalnya, sejelek jelek manusia adalah yang diberi umur panjang dan jelek amalnya (HR. Ahmad)
Imam Al Gazali juga memberikan nasihatnya tentang hal ini :
"Waktu adalah kehidupan, maka memanfaatkan waktu termasuk dalam indikasi keimanan dan tanda ketaqwaan. Barangsiapa yang mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu, berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan".
Karena itu sebelum kematian menghampiri, mari penuhi waktu yang tersisa dari usia dengan amal kebaikan.
Tetaplah Beramal, meski di penghujung kehidupan.
Alloh SWT akan memberikan pahala kepada siapa saja yang beramal soleh, hal ini karena dimensi amal adalah dimensi usaha, bukan dimensi hasil.
"Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).(QS. Al Insan : 22)
Bahkan dalam haditsnya Rasulullah menegaskan bahwa sesungguhnya sebuah amal tidak terikat oleh waktu.
Telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Hisyam dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Jika tiba hari kiamat sedang pada tangan dari kalian bibit pohon kurma maka tanamlah".( HR. Ahmad)
Wallahu a'lam bishowwab.
0 komentar:
Posting Komentar